Pages

Rabu, 20 Maret 2013

Gerakan Non-Blok (GNB) / Non-Aligned Movement(NAM)

Gerakan Non-Blok (GNB) (bahasa Inggris: Non-Aligned Movement/NAM)
adalah suatu organisasi internasional yang terdiri dari lebih dari 100 negara-negara yang tidak menganggap dirinya beraliansi dengan atau terhadap blok kekuatan besar apapun. Tujuan dari organisasi ini, seperti yang tercantum dalam Deklarasi Havana tahun 1979, adalah untuk menjamin "kemerdekaan, kedaulatan, integritas teritorial, dan keamanan dari negara-negara nonblok" dalam perjuangan mereka menentang imperialisme, kolonialisme, neo-kolonialisme, apartheid, zionisme, rasisme dan segala bentuk agresi militer, pendudukan, dominasi, interferensi atau hegemoni dan menentang segala bentuk blok politik. Mereka merepresentasikan 55 persen penduduk dunia dan hampir 2/3 keangotaan PBB. Negara-negara yang telah menyelenggarakan konferensi tingkat tinggi (KTT) Non-Blok termasuk Yugoslavia, Mesir, Zambia, Aljazair, Sri Lanka, Kuba, India, Zimbabwe, Indonesia, Kolombia, Afrika Selatan dan Malaysia.

Anggota-anggota penting di antaranya Yugoslavia, India, Mesir, Indonesia, Pakistan, Kuba, Kolombia, Venezuela, Afrika Selatan, Iran, Malaysia, dan untuk suatu masa, Republik Rakyat Cina. Meskipun organisasi ini dimaksudkan untuk menjadi aliansi yang dekat seperti NATO atau Pakta Warsawa, negara-negara anggotanya tidak pernah mempunyai kedekatan yang diinginkan dan banyak anggotanya yang akhirnya diajak beraliansi salah satu negara-negara adidaya tersebut. Misalnya, Kuba mempunyai hubungan yang dekat dengan Uni Soviet pada masa Perang Dingin. Atau India yang bersekutu dengan Uni Soviet untuk melawan Tiongkok selama beberapa tahun. Lebih buruk lagi, beberapa anggota bahkan terlibat konflik dengan anggota lainnya, seperti misalnya konflik antara India dengan Pakistan, Iran dengan Irak. Gerakan ini sempat terpecah pada saat Uni Soviet menginvasi Afganistan pada tahun 1979. Ketika itu, seluruh sekutu Soviet mendukung invasi sementara anggota GNB, terutama negara dengan mayoritas muslim, tidak mungkin melakukan hal yang sama untuk Afghanistan akibat adanya perjanjian nonintervensi.


Berikut daftar negara-negara yang tergabung dalam Gerakan Non Blok:

Afganistan • Afrika Selatan • Republik Afrika Tengah • Aljazair • Angola • Antigua dan Barbuda • Arab Saudi • Bahama • Bahrain • Bangladesh • Barbados • Belarus • Belize • Benin • Bhutan • Bolivia • Botswana • Brunei • Burkina Faso • Burundi • Chad • Chili • Djibouti • Dominika • Republik Dominika • Ekuador • Mesir • Guinea Khatulistiwa • Eritrea • Ethiopia • Filipina • Gabon • Gambia • Ghana • Grenada • Guatemala • Guinea • Guinea-Bissau • Guyana • Honduras • India • Indonesia • Iran • Jamaika • Kamboja • Kamerun • Kenya • Kolombia • Komoro • Republik Kongo • Republik Demokratik Kongo • Korea Utara • Kuba • Kuwait • Laos • Lebanon • Lesotho • Liberia • Libya • Madagaskar • Maladewa • Malawi • Malaysia • Mali • Mauritania • Mauritius • Mongolia • Maroko • Mozambik • Myanmar • Namibia • Nepal • Nikaragua • Niger • Nigeria • Oman • Pakistan • Palestina • Panama • Pantai Gading • Papua Nugini • Peru • Qatar • Rwanda • Saint Lucia • Saint Vincent dan Grenadines • Sao Tome dan Principe • Senegal • Seychelles • Sierra Leone • Singapura • Somalia • Sri Lanka • Sudan • Suriname • Swaziland • Suriah • Tanjung Verde • Tanzania • Thailand • Timor Leste • Togo • Trinidad dan Tobago • Tunisia • Turkmenistan • Uganda • Uni Emirat Arab • Uzbekistan • Vanuatu • Venezuela • Vietnam • Yaman • Yordania • Zambia • Zimbabwe

Kata "Non-Blok" diperkenalkan pertama kali oleh Perdana Menteri India Nehru dalam pidatonya tahun 1954 di Colombo, Sri Lanka. Dalam pidato itu, Nehru menjelaskan lima pilar yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk membentuk relasi Sino-India yang disebut dengan Panchsheel (lima pengendali). Prinsip ini kemudian digunakan sebagai basis dari Gerakan Non-Blok. Lima prinsip tersebut adalah:
  1. Saling menghormati integritas teritorial dan kedaulatan.
  2. Perjanjian non-agresi
  3. Tidak mengintervensi urusan dalam negeri negara lain
  4. Kesetaraan dan keuntungan bersama
  5. Menjaga perdamaian
Gerakan Non-Blok sendiri bermula dari sebuah Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika sebuah konferensi yang diadakan di Bandung, Indonesia, pada tahun 1955. Di sana, negara-negara yang tidak berpihak pada blok tertentu mendeklarasikan keinginan mereka untuk tidak terlibat dalam konfrontasi ideologi Barat-Timur. Pendiri dari gerakan ini adalah lima pemimpin dunia: Josip Broz Tito presiden Yugoslavia, Soekarno presiden Indonesia, Gamal Abdul Nasser presiden Mesir, Pandit Jawaharlal Nehru perdana menteri India, dan Kwame Nkrumah dari Ghana.
Gerakan ini sempat kehilangan kredibilitasnya pada akhir tahun1960-an ketika anggota-anggotanya mulai terpecah dan bergabung bersama Blok lain, terutama Blok Timur. Muncul pertanyaan bagaimana sebuah negara yang bersekutu dengan Uni Soviet seperti Kuba bisa mengklaim dirinya sebagai negara nonblok. Gerakan ini kemudian terpecah sepenuhnya pada masa invasi Soviet terhadap Afghanistan tahun 1979.

Tokoh pendiri NON-BLOK :








  Prinsip dasar Non-Blok

Non-Blok didirikan berdasarkan prinsip-prinsip dasar yang disepakati dalam Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika yang dikenal dengan sebutan Dasasila Bandung

Tempat dan tanggal KTT GNB


Tanggal Negara tuan rumah Kota penyelenggaraan
1 1–6 September 1961  Yugoslavia Beograd
2 5–10 Oktober 1964  Republik Arab Bersatu Kairo
3 8–10 September 1970  Zambia Lusaka
4 5–9 September 1973  Aljazair Algiers
5 16–19 Agustus 1976  Sri Lanka Kolombo
6 3–9 September 1979  Kuba Havana
7 7–12 Maret 1983  India New Delhi
8 1–6 September 1986  Zimbabwe Harare
9 4–7 September 1989  Yugoslavia Beograd
10 1–6 September 1992  Indonesia Jakarta
11 18–20 Oktober 1995  Kolombia Cartagena de Indias
12 2–3 September 1998  Afrika Selatan Durban
13 20–25 Februari 2003  Malaysia Kuala Lumpur
14 15–16 September 2006  Kuba Havana
15 11–16 Juli 2009  Mesir Sharm el-Sheikh
16 26–31 Agustus 2012  Iran Teheran
17 2015  Venezuela Karakas

 

Sekretaris Jendral

Sekretaris Jendral Gerakan Non-Blok
Nama Asal negara Mulai Akhir
Josip Broz Tito  Yugoslavia 1961 1964
Gamal Abdel Nasser  Mesir 1964 1970
Kenneth Kaunda  Zambia 1970 1973
Houari Boumédienne  Aljazair 1973 1976
William Gopallawa  Sri Lanka 1976 1978
Junius Richard Jayewardene  Sri Lanka 1978 1979
Fidel Castro  Kuba 1979 1982
N. Sanjiva Reddy  India 1982 1983
Zail Singh  India 1983 1986
Robert Mugabe  Zimbabwe 1986 1989
Janez Drnovšek  Yugoslavia 1989 1990
Stipe Mesić  Yugoslavia 1990 1991
Branko Kostić  Yugoslavia 1991 1992
Dobrica Ćosić  Yugoslavia 1992 1992
Soeharto  Indonesia 1992 1995
Ernesto Samper Pizano  Kolombia 1995 1998
Andrés Pastrana Arango  Kolombia 1998 1998
Nelson Mandela  Afrika Selatan 1998 1999
Thabo Mbeki  Afrika Selatan 1999 2003
Datuk Seri Mahathir bin Mohammad  Malaysia 2003 2003
Datuk Seri Abdullah Ahmad Badawi  Malaysia 2003 2006
Fidel Castro  Kuba 2006 2008
Raúl Castro  Kuba 2008 2009
Hosni Mubarak  Mesir 2009 2011
Muhammad Mursi  Mesir 2011 2012
Mahmoud Ahmadinejad  Iran 2012 sekarang

0 komentar:

Posting Komentar